Selasa, 20 Mei 2014

KELARUTAN SEMU/TOTAL (APPARENT SOLUBILITY)
A.      TUJUAN
      Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh pH larutan terhadap kelarutan bahan obat yang bersifat asam lemah.

B.       LANDASAN TEORI
      Larutan ialah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat, yang bisa berupa padatan, cairan, atau gas. Mudahnya pelarutan zat terlarut dalam pelarut dipengaruhi oleh gaya-gaya antar molekul. Energi dan peningkatan ketidakteraturan yang dihasilkan bila molekul zat terlarut dan molekul pelarut bercampur membentuk larutan merupakan faktor-faktor pendorong terjadinya proses pelarutan. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dalam persen berdasar massa, fraksi mol, molaritas, dan molalitas (Chang, 2005).
      Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia senyawa obat yang penting dalam meramalkan derajat absorpsi obat dalam saluran cerna. Obat-obat yang mempunyai kelarutan kecil dalam air (poorly soluble drugs) seringkali menunjukkan ketersediaan hayati rendah dan kecepatan disolusi merupakan tahap penentu (rate limiting step) pada proses absorpsi obat (Zaini, dkk, 2011).
      Salah satu bahan pengawet yang sering digunakan dalam makanan adalah asam benzoat (C6H5COOH). Pengawet ini sangat cocok digunakan untuk bahan makanan yang bersifat asam seperti saos tomat. Bahan ini bekerja sangat efektif pada pH 2,5 – 4,0 untuk mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri. Mekanisme penghambatan mikroba oleh benzoat yaitu mengganggu permeabilitas membran sel, struktur sistem genetik mikroba, dan mengganggu enzim intraseluler. Benzoat yang umum digunakan adalah benzoat dalam bentuk garamnya karena lebih mudah larut dibanding asamnya. Dalam bahan pangan, garam benzoat terurai menjadi bentuk efektif yaitu bentuk asam benzoat yang tidak terdisosiasi. Bentuk ini mempunyai efek racun pada pemakaian berlebih terhadap konsumen, sehingga pemberian bahan pengawet ini tidak melebihi 0,1% dalam bahan makanan (Siaka, 2009).
      Asam benzoat merupakan salah satu pengawet sintetik yang bekerja efektif pada pH 2,5-4,0 sehingga banyak digunakan pada makanan atau minuman yang bersifat asam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar asam benzoat dalam berbagai merk dagang minuman ringan, kesesuaiannya dengan Permenkes RI No.722/Menkes/Per/IX/88 tentang bahan tambahan pangan, dan apakah terdapat perbedaan kadar asam benzoat dalam minuman ringan dengan merk yang berbeda. Sifat-sifat asam benzoat adalah sebagai berikut. Bobot molekul 122,12, mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 100,5% C7H6O2 dihitung terhadap zat anhidrat, pemerian : hablur berbentuk jarum atau sisik, putih, sedikit berbau, biasanya bau benzaldehid atau benzoin. Agak mudah menguap pada suhu hangat, mudah menguap dalam uap air, kelarutan : sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam kloroform, dan dalam eter (Guntarti, 2012).
      Asam salisilat memiliki aktivitas keratorik dan antiseptik lemak jika digunakan secara topikal. Sifatnya yang asam meningkatkan hidrasi endogen, sehingga keratin terdistribusi dipermukaan kulit yang pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuan absorbsi ke dalam kulit. Selain itu, penggunaan jangka panjang pada daerah yang sama akan mengiritasi kulit sehingga menyebabkan dermatitis. Untuk mengurangi sifat iritatif pada kulit, dilakukan usaha mikroenkapsulasi dalam bentuk sistem liposom (Panjaitan, 2008).



C.       ALAT DAN BAHAN
1)        ALAT
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
·           Aluminium foil
·           Batang pengaduk
·           Botol semprot
·           Corong biasa
·           Erlenmeyer 250 ml
·           Filler
·           Gelas kimia 250 ml
·           Pipet tetes
·           Pipet volume 10 ml
·           Spatula
·           Stopwatch
·           Timbangan analitik
2)        Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
·           Alkohol 70%
·           Aquades
·           Asam benzoat
·           Asam salisilat
·           Kertas saring
·           Tissue

3)        Uraian Bahan
a.       Alkohol (Dirjen POM, 1979)

Nama Resmi                            : Aethanolum
Nama Lain                              : Etanol
Rumus Molekul/BM               : C2H6O/46,07 gr
Pemerian                                   : Cairan tak berwarna, jernih, mudah  menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar.
Kelarutan                                : Sangat mudah larut dalam air, kloroform P, dan  eter P.
Penyimpanan                           : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala api.
Khasiat                                    : Zat tambahan

b.      Aquades/Air Suling (Dirjen POM, 1979)

Nama   Resmi                          : Aqua Destillata
Nama Lain/Sinonim                : Air Suling
Rumus Molekul/BM               : H2O /18,02 gr   
Pemerian                                 : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan                           : Dalam wadah tertutup baik
c.       Natrium Hidroksida (Dirjen POM, 1979)
Nama Lain                              : Narrii Hidroxidum
Rumus Molekul/BM               : NaOH/40,00 gr
Pemerian                                 : Putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara, akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab.
Kelarutan                                : Mudah larut dalam air dan dalam etanol



D.      Text Box: Dapar asam
salisilat
PROSEDUR KERJA

                                   
Text Box: pH 5,8Text Box: pH 6,4                                                                                   
 


-          Dipipet 10 ml
-          Dimasukkan kedalam erlenmeyer
-          Ditambahkan 2 gr Asam Benzoat
-          Dikocok selama 20 menit
-          Disaring menggunakan kertas saring
 


   Filtrat
-          Dikeringkan dalam oven
-          Ditimbang
-          Dihitung asam benzoat yang larut
-          Dihitung konsentrasi yang lain
Berat endapan Asam Benzoat :
pH 5,8 =  0,11 gr
pH 6,4 =  0,15 gr




E.       HASIL PENGAMATAN
1)        Tabel hasil pengamatan
NO.
pH
Berat kertas saring (gr)
Asam benzoat yang tidak larut (gr)
Awal
Akhir
1.
5,8
0,47
0,58
0,11
2.
6,4
0,49
0,64
0,15

2)        Peritungan
a.         Massa asam benzoat yang larut
·      Untuk pH 5,8 :
Massa benzoat      = massa benzoat awal – massa benzoat akhir
                                   = 2 gram – 0,11 gram = 1,89 gram
·      Untuk pH 6,4 :
Massa benzoat      = massa benzoat awal – massa benzoat akhir
= 2 gram – 0,15 gram = 1,85 gram
b.         Menghitung konsentrasi  kelarutan intrinsik
·      Untuk pH 5,8 :
·      Untuk pH 6,4 :
c.         Menghitung konsentrasi semu (S)
·      Untuk pH 5,8 :
 
   
   
     
     
·      Untuk pH 6,4 :
 
 
   
 
d.        Tabel berdasarkan hasil perhitungan data pengamatan
No.
pH
A
B
C
D
E
F
1.
5,8
0,47
2 gr
0,58
0,11
1,55
3,046
2.
6,4
0,49
2 gr
0,64
0,15
1,51
6,527
              Keterangan :

              A    =  massa kertas saring
              B    =  massa asam benzoat
              C    =  massa kertas saring + massa asam benzoat (A + B)
              D    =  massa asam benzoat yang tidak larut
              E     =  kelarutan intrinsik (S0)
              F     =  kelarutan semu (S)
e.         Kurva hubungan pH larutan dapar asam salisilat terhadap kelarutan semu asam benzoat



F.        PEMBAHASAN
      Larutan adalah campuran homogen dua atau lebih zat yang berupa cairan, padat, dan gas. Tujuan dilakukan percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh pH larutan terhadap kelarutan obat yang bersifat asam lemah. Umumnya, sebagian besar obat berupa senyawa organik bersifat asam lemah atau basa lemah. Meskipun obat tersebut rasanya di lidah agak pahit tetapi belum tentu sifatnya adalah asam. Salah satu contohnya adalah asam mefenamat.
      Banyak manfaat yang didapatkan dalam percobaan ini. Mengetahui pengaruh pH obat terhadap kelarutannya dalam tubuh adalah salah satu manfaatnya. Pada pecobaan kali ini, digunakan asam benzoat dengan pH berbeda. Dimana asam benzoat dicampur dengan larutan buffer yang telah dibuat (asam saisilat dengan pelarut etanol). Kemudian diaduk selama kurang lebih sepuluh menit, larutan tersebut disaring menggunakan kertas saring. Tetapi, terlebih dahulu berat kertas saring ditimbang menggunakan timbangan analitik. Menimbang harus dengan teliti agar dapat diperoleh hasil yang benar.
      Kertas saring ini akan menyaring zat-zat sisa asam benzoat yang tidak larut. Untuk memperoleh berat zat-zat sisa asam benzoat,  harus dilakukan perhitungan. Caranya adalah mengurangkan berat endapat dan berat kertas saring yang digunakan dengan berat kertas saring sebelum dilakukan penyaringan. Dengan begitu, diperolehlah berapa sisa asam benzoat yang tidak larut.
      Hasil dari percobaan ini adalah pH 5,8 asam benzoat yang tidak larut sebanyak 0,11 gr dan pH 6,4 asam benzoat yang tidak larut sebanyak 0,15 gr. Dengan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pH, maka asam benzoat yang tidak larut juga semakin besar. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada, dimana semakin tinggi pH maka semakin cepat proses kelarutannya dan semakin sedikit residunya. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada.



G.      KESIMPULAN
      Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan pada percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa kelarutan pada pH yang absolut rendah akan praktis tidak mengalami ionisasi. Jika pH dinaikkan, maka kelarutannya juga akan meningkat karena selain terbentuk larutan jenuh obat dalam bentuk molekul yang tidak terionkan.



DAFTAR PUSTAKA
Chang, R., 2005, Kimia Dasar Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depatemen Kesehatan RI,
      Jakarta.
Guntarti, A. & Wati W, I., 2012,Penetapan Kadar Asam Benzoat dalam
      Beberapa Merk Dagang Minuman Ringan Secara Spektrofotometri
      Ultraviolet”, Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 2 No. 2.
Panjaitan, E., 2008, “Karakterisasi Fisik Liposom Asam Salisilat Menggunakan
      Mikroskop Elektron Transmisi”, Jurnal Sains Materi Indonesia, Vol. 9 No. 3.
Siaka, I, M., 2009, “Analisis Bahan Pengawet Benzoat Pada Saos Tomat yang
      Beredar di Wilayah Kota Denpasar”, Jurnal Kimia, Vol. 3 No.2.
Zaini, E., 2011, “Peningkatan Laju Pelarutan Trimetoprim Melalui Metode Ko-
      Kristalisasi dengan Nikotinamida”,  Jurnal Farmasi Indonesia, Vol.5 No.4.



PRAKTIKUM FARMASI FISIK I
PERCOBAAN II
KELARUTAN SEMU/TOTAL (APPARENT SOLUBILITY)

OLEH :

NAMA                                                :   VIRDA MAULIDYA
NIM                                        :   F1F113081
KELAS                                   :   B
KELOMPOK                          :   I (SATU)
ASISTEN PEMBIMBING    :   HERDIANTO

LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI

2014