KELARUTAN SEMU/TOTAL (APPARENT SOLUBILITY)
A. TUJUAN
Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh pH larutan terhadap
kelarutan bahan obat yang bersifat asam lemah.
B. LANDASAN TEORI
Larutan
ialah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat, yang bisa berupa
padatan, cairan, atau gas. Mudahnya pelarutan zat terlarut dalam pelarut
dipengaruhi oleh gaya-gaya antar molekul. Energi dan peningkatan
ketidakteraturan yang dihasilkan bila molekul zat terlarut dan molekul pelarut bercampur
membentuk larutan merupakan faktor-faktor pendorong terjadinya proses
pelarutan. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dalam persen berdasar massa,
fraksi mol, molaritas, dan molalitas (Chang, 2005).
Kelarutan
merupakan salah satu sifat fisikokimia senyawa obat yang penting dalam
meramalkan derajat absorpsi obat dalam saluran cerna. Obat-obat yang mempunyai
kelarutan kecil dalam air (poorly soluble drugs) seringkali menunjukkan ketersediaan hayati rendah dan kecepatan
disolusi merupakan tahap penentu (rate limiting step) pada proses
absorpsi obat (Zaini, dkk, 2011).
Salah
satu bahan pengawet yang sering digunakan dalam makanan adalah asam benzoat (C6H5COOH).
Pengawet ini sangat cocok digunakan untuk bahan makanan yang bersifat asam
seperti saos tomat. Bahan ini bekerja sangat efektif pada pH 2,5 – 4,0 untuk
mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri. Mekanisme penghambatan mikroba oleh
benzoat yaitu mengganggu permeabilitas membran sel, struktur sistem genetik
mikroba, dan mengganggu enzim intraseluler. Benzoat yang umum digunakan adalah
benzoat dalam bentuk garamnya karena lebih mudah larut dibanding asamnya. Dalam
bahan pangan, garam benzoat terurai menjadi bentuk efektif yaitu bentuk asam
benzoat yang tidak terdisosiasi. Bentuk ini mempunyai efek racun pada pemakaian
berlebih terhadap konsumen, sehingga pemberian bahan pengawet ini tidak
melebihi 0,1% dalam bahan makanan (Siaka, 2009).
Asam benzoat merupakan salah satu pengawet
sintetik yang bekerja efektif pada pH 2,5-4,0 sehingga banyak digunakan pada
makanan atau minuman yang bersifat asam. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kadar asam benzoat dalam berbagai merk dagang minuman ringan, kesesuaiannya
dengan Permenkes RI No.722/Menkes/Per/IX/88 tentang bahan tambahan pangan, dan
apakah terdapat perbedaan kadar asam benzoat dalam minuman ringan dengan merk
yang berbeda. Sifat-sifat asam benzoat adalah sebagai berikut. Bobot
molekul 122,12, mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 100,5%
C7H6O2 dihitung terhadap zat anhidrat,
pemerian : hablur berbentuk jarum atau sisik, putih, sedikit berbau, biasanya
bau benzaldehid atau benzoin. Agak mudah menguap pada suhu hangat, mudah menguap
dalam uap air, kelarutan : sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol,
dalam kloroform, dan dalam eter (Guntarti, 2012).
Asam
salisilat memiliki aktivitas keratorik dan antiseptik lemak jika digunakan
secara topikal. Sifatnya yang asam meningkatkan hidrasi endogen, sehingga keratin
terdistribusi dipermukaan kulit yang pada gilirannya dapat meningkatkan
kemampuan absorbsi ke dalam kulit. Selain itu, penggunaan jangka panjang pada daerah
yang sama akan mengiritasi kulit sehingga menyebabkan dermatitis. Untuk mengurangi
sifat iritatif pada kulit, dilakukan usaha mikroenkapsulasi dalam bentuk sistem
liposom (Panjaitan, 2008).
C.
ALAT
DAN BAHAN
1)
ALAT
Alat yang digunakan dalam percobaan ini
adalah :
·
Aluminium
foil
·
Batang
pengaduk
·
Botol
semprot
·
Corong biasa
·
Erlenmeyer
250 ml
·
Filler
·
Gelas
kimia 250 ml
·
Pipet
tetes
·
Pipet
volume 10 ml
·
Spatula
·
Stopwatch
·
Timbangan
analitik
2)
Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
·
Alkohol
70%
·
Aquades
·
Asam
benzoat
·
Asam
salisilat
·
Kertas
saring
·
Tissue
3)
Uraian
Bahan
a.
Alkohol (Dirjen
POM, 1979)
Nama Resmi : Aethanolum
Nama Lain : Etanol
Rumus Molekul/BM : C2H6O/46,07 gr
Pemerian :
Cairan
tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas,
mudah terbakar.
Kelarutan
: Sangat
mudah larut dalam air, kloroform P, dan
eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk, jauh
dari nyala api.
Khasiat
: Zat
tambahan
b.
Aquades/Air Suling (Dirjen
POM, 1979)
Nama Resmi : Aqua Destillata
Nama Lain/Sinonim : Air Suling
Rumus Molekul/BM : H2O /18,02 gr
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
c. Natrium Hidroksida (Dirjen POM, 1979)
Nama Lain : Narrii Hidroxidum
Rumus Molekul/BM : NaOH/40,00 gr
Pemerian :
Putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang
atau bentuk lain. Keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan
di udara, akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol
D.
PROSEDUR KERJA
-
Dipipet
10 ml
-
Dimasukkan
kedalam erlenmeyer
-
Ditambahkan
2 gr Asam Benzoat
-
Dikocok
selama 20 menit
-
Disaring
menggunakan kertas saring
Filtrat
-
Dikeringkan
dalam oven
-
Ditimbang
-
Dihitung
asam benzoat yang larut
-
Dihitung
konsentrasi yang lain
Berat endapan Asam Benzoat :
pH 5,8 = 0,11 gr
pH 6,4 = 0,15 gr
E.
HASIL
PENGAMATAN
1)
Tabel
hasil pengamatan
NO.
|
pH
|
Berat kertas saring (gr)
|
Asam benzoat yang tidak larut (gr)
|
|
Awal
|
Akhir
|
|||
1.
|
5,8
|
0,47
|
0,58
|
0,11
|
2.
|
6,4
|
0,49
|
0,64
|
0,15
|
2)
Peritungan
a.
Massa
asam benzoat yang larut
·
Untuk
pH 5,8 :
Massa
benzoat = massa benzoat awal –
massa benzoat akhir
= 2 gram –
0,11 gram = 1,89 gram
·
Untuk
pH 6,4 :
Massa
benzoat = massa benzoat awal –
massa benzoat akhir
= 2 gram – 0,15 gram = 1,85 gram
b.
Menghitung
konsentrasi kelarutan intrinsik
·
Untuk
pH 5,8 :
·
Untuk
pH 6,4 :
c.
Menghitung
konsentrasi semu (S)
·
Untuk
pH 5,8 :
·
Untuk pH
6,4 :
d.
Tabel berdasarkan hasil perhitungan data
pengamatan
No.
|
pH
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
1.
|
5,8
|
0,47
|
2 gr
|
0,58
|
0,11
|
1,55
|
3,046
|
2.
|
6,4
|
0,49
|
2 gr
|
0,64
|
0,15
|
1,51
|
6,527
|
Keterangan :
A = massa kertas saring
B = massa asam benzoat
C = massa kertas saring + massa asam benzoat (A +
B)
D = massa asam benzoat yang tidak larut
E = kelarutan intrinsik (S0)
F =
kelarutan semu (S)
e.
Kurva hubungan pH larutan dapar asam salisilat
terhadap kelarutan semu asam benzoat
F.
PEMBAHASAN
Larutan
adalah campuran homogen dua atau lebih zat yang berupa cairan, padat, dan gas. Tujuan
dilakukan percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh pH larutan terhadap
kelarutan obat yang bersifat asam lemah. Umumnya, sebagian besar obat berupa
senyawa organik bersifat asam lemah atau basa lemah. Meskipun obat tersebut
rasanya di lidah agak pahit tetapi belum tentu sifatnya adalah asam. Salah satu
contohnya adalah asam mefenamat.
Banyak
manfaat yang didapatkan dalam percobaan ini. Mengetahui pengaruh pH obat
terhadap kelarutannya dalam tubuh adalah salah satu manfaatnya. Pada pecobaan kali
ini, digunakan asam benzoat dengan pH berbeda. Dimana asam benzoat dicampur dengan
larutan buffer yang telah dibuat (asam saisilat dengan pelarut etanol). Kemudian
diaduk selama kurang lebih sepuluh menit, larutan tersebut disaring menggunakan
kertas saring. Tetapi, terlebih dahulu berat kertas saring ditimbang
menggunakan timbangan analitik. Menimbang harus dengan teliti agar dapat
diperoleh hasil yang benar.
Kertas
saring ini akan menyaring zat-zat sisa asam benzoat yang tidak larut. Untuk
memperoleh berat zat-zat sisa asam benzoat,
harus dilakukan perhitungan. Caranya adalah mengurangkan berat endapat dan
berat kertas saring yang digunakan dengan berat kertas saring sebelum dilakukan
penyaringan. Dengan begitu, diperolehlah berapa sisa asam benzoat yang tidak larut.
Hasil dari
percobaan ini adalah pH 5,8 asam benzoat yang tidak larut sebanyak 0,11 gr dan
pH 6,4 asam benzoat yang tidak larut sebanyak 0,15 gr. Dengan hasil ini, dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi pH, maka asam benzoat yang tidak larut juga
semakin besar. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada, dimana semakin
tinggi pH maka semakin cepat proses kelarutannya dan semakin sedikit residunya.
Hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada.
G.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
pengamatan dan pembahasan pada percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa kelarutan
pada pH yang absolut rendah akan praktis tidak mengalami ionisasi. Jika pH
dinaikkan, maka kelarutannya juga akan meningkat karena selain terbentuk
larutan jenuh obat dalam bentuk molekul yang tidak terionkan.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, R., 2005, Kimia Dasar Jilid 2, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depatemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Guntarti, A. & Wati W, I., 2012, “Penetapan Kadar Asam Benzoat dalam
Beberapa Merk Dagang Minuman
Ringan Secara Spektrofotometri
Ultraviolet”,
Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol.
2 No. 2.
Panjaitan, E., 2008, “Karakterisasi Fisik Liposom Asam Salisilat
Menggunakan
Mikroskop
Elektron Transmisi”, Jurnal Sains Materi Indonesia, Vol. 9 No.
3.
Siaka, I, M., 2009,
“Analisis Bahan Pengawet Benzoat Pada
Saos Tomat yang
Beredar
di Wilayah Kota Denpasar”, Jurnal
Kimia, Vol. 3 No.2.
Zaini, E., 2011,
“Peningkatan Laju Pelarutan Trimetoprim
Melalui Metode Ko-
Kristalisasi dengan
Nikotinamida”, Jurnal Farmasi Indonesia,
Vol.5 No.4.
PRAKTIKUM FARMASI FISIK I
PERCOBAAN II
KELARUTAN SEMU/TOTAL
(APPARENT SOLUBILITY)
OLEH :
NAMA :
VIRDA
MAULIDYA
NIM :
F1F113081
KELAS :
B
KELOMPOK :
I
(SATU)
ASISTEN PEMBIMBING : HERDIANTO
LABORATORIUM
FARMASI
FAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2014